Action99
ENZIM
Enzim Adalah sekelompok
protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk
berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Katalis adalah molekul yang berfungsi
mempercepat reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Dua sifat
penting enzim adalah memiliki daya katalitik yang sangat besar dan sangat
spesifik. Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologis (tubuh) dikatalisis oleh
enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel. Enzim
dapat diekstrak (diambil) dari sel, tanpa merusak fungsinya.
Kepentingan Biomedis Enzim
Enzim tersebar di tempat
tertentu di dalam sel :
Enzim yang berperan
dalam sintesis dan reparasi (perbaikan) DNA terletak di dalam inti sel
Enzim yang mengkatalisis
berbagai reaksi kimia yang menghasilkan energi secara aerob terletak di dalam
mitokondria.
Enzim yang berhubungan
dengan biosintesis protein berada bersama ribosom
Ada Penyakit Yang Disebabkan Oleh Abnormalitas Sintesis Enzim Tertentu
Misal, pada defisiensi
enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PDH/G6PD) dimana sel darah merah
penderita rentan terhadap pembebanan oksidatif, misal pada pemakaian obat
analgetik tertentu dan obat malaria.
Analisis enzim dalam
serum dapat dipakai untuk deteksi penyakit-penyakit seperti infark otot
jantung, kerusakan jaringan hati, bendungan saluran empedu, penyakit prostat,
dst.
Prinsip Penggunaan Enzim sebagai Penunjang Diagnosis :
1. Pada
dasarnya, sebagian besar enzim berada dan bekerja dalam sel;
2. Bahwa
enzim tertentu terdapat dalam jumlah besar dalam jaringan tertentu
Sehingga, enzim
intraseluler seharusnya tidak ditemukan dalam serum. Jika sampai terlacak, maka
jaringan asalnya pasti mengalami gangguan
Penggolongan Enzim :
Oksidoreduktase:
mengkatalis reaksi reduksi/oksidasi,memindahkan atom H atau electron dari suatu
substrat ke yang lain. Contoh enzim: Dehidrogenase,oksidase
Transferase: bekerja dgn
memindahkan gugus fungsional antara molekul donor dan akseptor.kinase merupakan
transferase khusus yg mengatur metabolisme dgn memindahkan gugus fosfat dari
ATP ke molekul lain. Contoh enzim: Transaminase,kinase.
Hidrolase: bekerja dgn
menambahkan air untuk melepas ikatan dan menghidrolisisnya. Contoh:
Lipase,amylase,peptidase
Lyase: bekerja dgn
menambahkan air,ammonia atau karbondioksida, membentuk ikatan rangkap atau
melepas elemen tersebut untuk menghasilkan ikatan rangkap.
Isomerase: bekerja untuk
beberapa jenis reaksi jenis isomerisasi :isomerisasi L mjd D,reaksi mutasi (pengganti
gugus fungsional) Contoh: Isomerase,mutase
Ligase: bekerja
mengkatalis reaksi penggabungan dua gugus kimia atau pengikatan dgn menggunakan
energy dari ATP. Contoh: Sintetasa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktiviti Enzim
Suhu Enzim
Ketika suhu naik,molekul
bereaksi menghasilkan banyak dan lebih banyak lagi energy kinetik. Hal ini
meningkatkan peluang molekul untuk terjadi tumbukan sehingga kecepatan
meningkat. Terdapat suhu tertentu yang dapat menghasilkan aktivitas katalik
enzim paling besar. Suhu optimal ini biasanya di sekitar suhu tubuh manusia
(37,50 C) untuk enzim pada sel tubuh manusia. Di
atas temperatur ini, struktur enzim mulai rusak (denaturasi) karena pada suhu
tinggi, ikatan intra dan antar molekul rusak. Ikatan hydrogen mudah sekali
dirusak oleh peningkatan suhu. Hal ini akan merubah bentuk enzim,shg afinitas
terhadap substrat menurun.
Nilai pH
Aktivitas enzim juga
dikontrol oleh derajat keasaman pH. Ketika pH menurun atau meningkat, sifat
berbagai gugus asam dan amina pada rantai samping asam amino berubah
menghasilkan perubahan keseluruh bentuk struktur enzim.
Masing-masing enzim
bekerja dalam rentang pH yg sempit. Terdapat pH dimana aktivitasnya paling
besar (pH optimal). Hal ini karena perubahan pH dapat membuat dan memecah ikatan
intra dan antar molekul, sehingga merubah bentuk enzim. Perubahan pH dapat
merubah status ionisasi muatan asam amino (misalnya aspartat, lisin) yang
berperan penting dalam pengikatan substrata tau aktivitas katalitiknya. Tanpa
tidak terionisasi gugus COOH dari glutamate-35 dan terionisasi gugus COO dari
aspartat-52 aktivitas katalik lisozim akan berhenti.
Contoh: protease
pepsin,bekerja pada pH 1-2 (ditemukan pada lambung), berbeda dengan protease
tripsin yang akan menjadi inaktif pada pH rendah seperti tersebut, namun
menjadi aktif ketika pH mencapai 8 (ditemukan di dalam intestinal, ketika
cairan bikarbonat pankreas menetralkan kandungan isi lambung yg masuk.
Pengaruh Konsentrasi
Enzim
Kecepatan reaksi yang
dikatalis enzim tergantung pada konsentrasi enzim dan substrat. Ketika
konsentrasi salah satu dinaikan maka kecepatan akan meningkat. Untuk
konsentrasi enzim yang diberikan, laju reaksi meningkat dengan peningkatan
konsentrasi substrat sampai suatu titik tertentu,di atas ambang tertentu
peningkatan konsentrasi substrat tidak merubah laju reaksi secara signifikan.
Hal ini karena sisi aktif molekul enzim pada suatu saat telah jenuh oleh
substrat (tersaturasi). Kompleks enzim/substrat akan berdisosiasi sebelum sisi
aktif menjadi bebas untuk mengakomodir banyak substrat. Ketika konsentrasi
substrat tingi sedangkan temperatur dan pH dijaga tetap konstan,maka laju
reaksi adalah proporsional dengan konsentrasi enzim.
A. Daya Katalitik dan Spesifitas Enzim
Daya katalitik enzim sangat besar, yaitu mampu mempercepat
reaksi kimia minimal sejuta kali. Tanpa enzim, kecepatan sebagian besar reaksi
kimia di dalam sistem biologi sangatlah rendah sehingga tak dapat diukur.
Bahkan reaksi yang sederhana sekalipun seperti hidrasi CO2 harus dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase.
Karbonat anhidrase
CO2 + H2O
―――――――――→ H2CO3
Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya
maupun terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Satu enzim biasanya
mengkatalisis satu jenis reaksi kimia saja, atau seperangkat reaksi yang
sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat jarang terjadi reaksi sampingan yang
menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tak berguna.
B. Kompleks Enzim-Substrat
Sebagian besar daya katalitik
enzim berasal dari kemampuan enzim menempatkan substrat ke dalam kedudukan yang
menguntungkan pada kompleks enzim-substrat. Enzim memiliki situs aktif, yaitu
tempat tertentu pada molekul enzim untuk mengikat substrat. Emil
Fischer mengumpamakan substrat dan situs aktif sebagai anak kunci dan kunci.
C. Klasifikasi Enzim
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan
mekanisme reaksi yang dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang
dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua
enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase pada nama substansi
atau substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase
menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan
tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang
sama tetapi dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis
reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis
reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan
–ase, namun ditambahkan pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim
dehidrogenase mengkatalisis reaksi pengeluaran hidrogen, enzim transferase
mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari kesulitan penamaan
karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru, maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang kompleks tetapi tidak
meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku
yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih pendek.
Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut:
1. Reaksi
dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas, masing-masing mempunyai 4-13
subkelas
2. Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan
kedua ditambah dengan –aseyang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa
isomerase (subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase).
3. Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi
dalam tanda kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase (dekarboksilasi).
4. Setiap
enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri atas:
Digit
pertama : kelas tipe reaksi
Digit kedua
: subkelas tipe reaksi
Digit
ketiga :
subsubkelas tipe reaksi
Digit
keempat : untuk enzim spesifik
Contoh: 2.7.1.1 diuraikan
menjadi:
Kelas
2
: transferase
Subkelas
7 :
transfer fosfat
Subsubkelas
1 : alkohol merupakan akseptor fosfat
Enzim spesifik
1 : heksokinase atau ATP:D-heksosa 6-fosfotransferase
Suatu enzim yang mengkatalisis
pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil atom C ke enam molekul glukosa.
D. Koenzim
Banyak enzim yang memerlukan koenzim untuk dapat
berfungsi aktif sebagai katalisator. Koenzim akan memperbesar kemampuan
katalitik suatu enzim sehingga jauh melebihi kemampuan yang ditawarkan. Koenzim
yang berikatan secara erat dengan enzim melalui ikatan kovalen atau non kovalen
sering disebut sebagai gugus prostetik. Reaksi-reaksi yang memerlukan koenzim antara lain: reaksi
oksidoreduksi, pemindahan gugus serta isomerisasi, dan reaksi yang membentuk
ikatan kovalen.
HORMON
Hormon Adalah Zat Kimia Yang dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai Saluran Sehingga Sekresinya Akan masuk Aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan Saraf. Perubahan yang dikontrol oleh Hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu yang panjang. Contoh pertumbuhan dan pemasakan Seksual.Hormon hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi. Pesan suatu hormon akan ditangkap oleh reseptor hormon secara spesifik yg berada pada suatu sel.
Hormon Adalah Zat Kimia Yang dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai Saluran Sehingga Sekresinya Akan masuk Aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan Saraf. Perubahan yang dikontrol oleh Hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu yang panjang. Contoh pertumbuhan dan pemasakan Seksual.Hormon hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi. Pesan suatu hormon akan ditangkap oleh reseptor hormon secara spesifik yg berada pada suatu sel.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel
target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein
reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor
protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi
ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di
antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin,
dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
Pada hewan, hormon yang
paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.
Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis
jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah,
walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang
tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau
difusi ke sel target.
Pada prinsipnya
pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak).
Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus
akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan
mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke
posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon
dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah
diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat
(buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke
bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
PENJELASAN MENGENAI SYSTEM HORMON
Faktor Regulasi
Faktor regulasi adalah
senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi
penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar
pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas
(releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon
tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan
sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan
LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.
Hormon Antagonistik
Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya
glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan
memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi
menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa
tersebut.
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada
tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak
pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master
gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,
bagian tengah, dan bagian posterior
-Sistem Hormon
Hormon merupakan salah
satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan
oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi
tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit
saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.
-Hipofisa (Pituitary)
Kelenjar ini merupakan
kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak
Macam hormon yang dihasilkan :
1) Somatotropin:
berfungsi mempercepat pertumbuhan
2) Prolaktin : berfungsi
mengantar kegiatan kelenjar susu
3) Tireotropin: mempengaruhi
aktivitas kelenjar tiroid
4) Adnecorticotropin :
mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek
5) Gonadotropin:
mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis
6) Vasopresin: mengatur
penyempitan pembuluh darah
7) Oksitosin : mengatur kontraksi
otot uterus pada saat melahirkan.
- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)
Hormon yang dihasilkan
yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Letak
kelenjar di sekitar jakun.
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat
kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi
mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada
bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi mengatur
metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.
Sedang bagian sumsum
(medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi mempengaruhi denyut
jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula darah dengan
cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
- Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas bagian
pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur
kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.
- Kelenjar kelamin
Hormon pada laki-laki
Terletak dibagian
testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang berfungsi
mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri kelainan
sekunder
Hormon pada wanita
Terletak pada ovarium.
Hormon yang dihasilkan :
1) Estrogen, untuk
mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder
2) Progesteron, mengatur
pembentukan plasenta dan produksi air susu.
Perbedaan Jenis Kerja Hormon
1. Kerja
Endocrine
Hormon di distribusikan
ke dalam darah dan berikatan dengan sel target yang jauh.
2. Kerja
Paracrine
Hormon bekerja secara
local dengan berdifusi dari sumbernya ke sel target pada lingkunganya.
3. Kerja
Autocrine
Hormon bekerja pada sel
yang sama yang menghasilkannya.
Ada 3 tipe interaksi hormon :
Permissiveness yaitu suatu hormon tidak dapat bekerja/berefek jika tanpa adanya hormon
lain. Perlu adanya hormon kedua untuk mendapatkan ekspresi yang optimal.
Synergisme yaitu beberapa hormon (lebih dari satu) menghasilkan efek yang sama pada
sel target.
Antagonisme yaitu satu atau lebih hormon bekerja/berefek berlawanan dengan
hormon yang lain.
Hormon Kelas Kimia
Amina :
hormon yang diturunkan (berasal) dari asam amino tirosin. Contohnya termasuk
epinefrin, norepinefrin, dan hormon tiroid triiodotironin (T3) dan
tiroksin (T4).
Peptida
atau Glikopeptida : hormon yang rantai asam aminonya pendek. Contohnya adalah
oksitosin dan vasopresin.
Hormon
Lipid : sangat hidofobik sehingga memungkinkannya menyeberangi membran biologis
dengan mudah.
Efek Hormon
Hormon menghasilkan satu
atau lebih perubahan seluler pada sel target,berupa:
Perubahan permeabilitas
membran plasma
Merangsang sintesis
protein
Mengaktivasi atau
deaktivasi sistem enzim
Merangsang aktivitas
sekresi
Merangsang mitosis
Mekanisme kerja
1. Spesifitas
sasaran sistem endokrin
2. Reseptor
hormon
Membran plasma sel
target
Reseptor hormon juga
dapat berada di dalam sel
Reseptor juga dapat
berada langsung di dalam inti
Kerja Hormon Berdasarkan Kimiawi Hormon
Kerja hormon steroid :
Hormon steroid melewati membran sel, berikatan dengan reseptor spesifik,
kemudian masuk ke dalam inti sel dan berikatan dengan DNA
sel yang kemudian mengaktivasi gena tertentu (direct gene activation). mRNA
kemudian disintesis di dalam sel dan masuk ke dalam sitoplasma dan meningkatkan
sintesis protein untuk enzim sebagai katalitik,pertumbuhan jaringan dan
perbaikan,mengatur fungsi enzim.
Kerja hormon non steroid
: Hormon non steroid bereaksi dengan reseptor spesifik di luar sel,kemudian memacu
reaksi enzimatik yang menyebabkan pembentukan second messenger (cAMP). cAMP
dapat menghasilkan fungsi intrasel khusus mengaktivasi enzim sel, mengubah
permeabilitas enzim, meningkatkan sintesis protein, mengubah metabolisme sel,
merangsang sekresi sel.
Umpan balik negative:
Umpan balik negatif merupakan mekanisme utama dalam system endrokin
untuk mempertahankan homeostatis.Sekresi hormon spesifik dirangsang atau
dihambat oleh perubahan fisiologis khusus (=thermostat). Contoh:kadar glukosa
darah dan respon insulin.
DAFTAR PUSTAKA
Sadikin,Moh.Haji
2002,Biokimia Enzim,Jakarta.Widya Medika
Bresnick Stephen.2003
Intisari Biologi,Jakarta.EGC
Saryono,S.Kp.,M.Kes 2008
Biokimia Hormon,Jogjakarta.Mitra Cendikia Presss
Saryono,S.Kp,M.Kes,2008
BiokimiaEnzim,Purwokerto.Global Internusa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar